Minggu, 07 Agustus 2011

Hari Ini, 10 Tahun Kemudian

Belalang kayu yang berwarna kecoklatan dan berukuran agak besar itu memasang kondisi siaga penuh. Tak jauh darinya, Damar sudah memasang kuda-kuda siap menangkap si belalang lagi. Lagi? Ya, sedari tadi bocah itu seakan tak kenal kata menyerah dalam memburu si belalang meski seringkali terjatuh dan terjerembab di semak-semak dalam usaha menangkapnya.

Jika diperhatikan dengan lebih seksama, belalang itu memang nampak istimewa. Postur tubuhnya yang lebih besar dan warna tubuhnya yang bercorak kecoklatan itu membuatnya terlihat seperti belalang paling gagah. Apalagi, bentuk wajah si belalang persis seperti pahlawan fiksi yang sangat disukai dan ditonton oleh bocah itu saban sore, membuatnya makin gencar diburu tak peduli akibatnya.

Jumat, 29 Juli 2011

Fiksi Mini: kisah mereka dan cinta

. . . . .

Di negeri ini, mungkin eksistensi para tukang bakso tidak sepenting mereka, yang duduk-duduk berjas rapi berkendara Toyota Crown sekadar menuju kantor di senayan.
Sedangkan mereka? Berpakaian lusuh dan bersandal jepit. Kantornya hanyalah sebuah gerobak yang didorong, lantas  dipukul-pukul mangkok meneriakkan bukti bahwa mereka ada.
Mudah-mudahan rezeki mereka halal.


Sebenarnya, impianku sederhana.
Aku hanya ingin menikmati kopi buatanmu tiap pagi. Lantas kita mengobrol banyak hal di beranda. Tentang rumah kita, anak-anak kita, atau masa muda kita yang sarat akan kenangan lama.


Kamis, 14 Juli 2011

Aku Yang Lewat Sambil Berlalu


Malam ini malam minggu. Malam yang bagi kebanyakan orang adalah waktunya bersenang-senang. Melepas segala lelah setelah aktivitas menjemukan selama sepekan. Entah bersenang-senang dengan memadu kasih bersama pasangan tercinta atau sekadar berkumpul dengan konco-konco sepermainan senasib sepenanggungan, pokoknya malam ini adalah saatnya bersenang-senang, titik, tak perlu banyak kompromi.


Sebagai salah seorang manusia yang hidup sewajarnya, pun aku betapa inginnya ikut serta dalam pesta hingar-bingar malam di akhir pekan tersebut. Aktivitas kampus yang sangat melelahkan dan menjemukan membuat tubuhku meronta, meminta haknya untuk merasakan kesenangan seperti insan ciptaan Tuhan lainnya. Mengingat hari-hari kuliah di kampus selama sepekan ini, membuatku tak tega, ku iyakan permintaannya lalu ku bawa ia keluar dari kamar kos yang sumpek dan betapa membosankannya, untuk menikmati angin malam yang sejuk dan semilir.



Jumat, 08 Juli 2011

Di Batas Horizon part 3 (habis)



 “Tapi . . Tapi mbak . .”

“Kalo dibilang gak bisa ya gak bisa! Jadi orang kok ngeyel amat si bapak!” Bentak si mbak resepsionis, sinis.

Bang Rojak lesu. Badan kekar kebanggaannya mendadak lemas tak bertenaga. Badannya limbung dan hampir terjatuh. Untung dia segera bertumpu pada tembok sehingga hanya lututnya yang keburu mencium lantai.

Lihatlah, wajah Bang Rojak yang biasa terlihat gagah dan penuh wibawa kini tampak  sedih memprihatinkan. Kata-kata sinis dari mbak resepsionis terdengar seperti vonis mati untuk Zaenab dan anak yang ada dalam perutnya. Seakan-akan, Zaenab sudah melakukan kejahatan yang teramat keji dan tidak berperikemanusiaan hingga dia tidak boleh menerima keadilan barang sedikit. Padahal Zaenab hanya butuh dibidani saat melahirkan, tidak lebih.

Minggu, 03 Juli 2011

Di Batas Horizon part 2

Mendengar kabar yang dibawa Muhlis secara tiba-tiba, semua yang berada di warung terperanjat. Tak terkecuali Riki dan Pak Mahmud.

“Yang bener lu lis, jangan becande, si Zaenab kan hamil belom genep 9 bulan? Kayaknye baru 8 bulan lebih.”

“Bener bang Rojak, aye kagak boong, Tadi pas aye ngasi kabar ke mpok Zaenab soal lakinye nyang mati dikeroyok semalem, die langsung histeris, trus die kesakitan kayak mau beranak.”

“Ah, goblok bener lu. Harusnya nyang kayak gitu jangan langsung dikabarin ke die! Kabarin ke gue dulu! Biar gue nyang ngasih tau pelan-pelan ke die. Lagian kok bukannye gue dulu sih yang dikasih tau? ”

Bang Rojak kalap. Tangannya mengepal, siap menghajar Muhlis.

Kamis, 30 Juni 2011

Di Batas Horizon part 1


Di langit tengah malam ini, tampak bulan bermalu-malu dan bersembunyi di antara sekumpulan awan. Bintang-gemintang yang berserakan di atasnya hanya tersenyum geli melihat ulah sang rembulan.  Di bawah sana, di sudut-sudut kota tampak tukang nasi goreng dan tukang makanan lainnya masih keluyuran mengais nafkah untuk mengisi perut keroncongan keluarga mereka yang menanti di rumah. 

Zakariya, anggota dari kelompok pengadu nasib di malam itu pun berjualan martabak dengan tujuan yang tidak jauh berbeda. Dia mencari uang demi menyiapkan biaya persalinan istrinya tercinta yang perutnya kian membuncit tiap bulan. Namun sayang, rupanya keberuntungan tidak menyertainya malam ini. Dia tewas dihajar segerombolan oknum ormas yang tidak bertanggung jawab karena tidak mau menyerahkan hasil jerih payahnya berkutat dengan minyak dan penggorengan. Tampak mayatnya yang babak belur dan bersimbah darah menyungging senyum, terbayang dirinya berkumpul dengan istri dan anak yang ada di dalam perutnya berkumpul dan bermain di taman surga.

Senin, 13 Juni 2011

Kembang Azalea

Aku cantik.
Bukannya sombong, tapi itulah yang biasa orang-orang katakan padaku, aku pun tidak menyangsikan pendapat mereka. Kulitku mulus dan putih bersih, tidak ada sedikit pun cela seperti jerawat atau semacamnya. Rambut panjangku hitam, lurus, dan bersinar. Badanku proporsional, sungguh sempurna. Namun sayang, aku kurang suka dengan nikmat yang dikaruniakan padaku ini.

Selasa, 07 Juni 2011

Fiksi Mini: Memaksimalkan Imajinasi (Update 1)



Fiksi mini? Apaan tuh?
Hmm, saya pun tidak terlalu mengerti. Toh saya juga baru tahu ada genre macam itu dari seorang teman.
Intinya sih, anda buat sebuah tulisan fiksi dengan jumlah kalimat seminimal mungkin. Dengan begitu imajinasi pembaca akan terpancing dan mengeksplorasi isi tulisan fiksi tersebut lebih jauh. Menarik bukan?
Yosh, berikut beberapa fiksi mini yang sempat saya buat. Selamat menikmati . .
Cekidot gan!

Sabtu, 04 Juni 2011

Saya Suka Sih Nonton Sinetron, Tapi . . .


Sinetron, entah kenapa jika mendengar kosakata tersebut hati ini terasa panas seakan mau meledak dan hancur berkeping-keping. Menurut saya pribadi, sesuatu “menjijikan” yang biasa disebut sinetron itu sudah selayaknya dihilangkan hingga tak bersisa dari televisi Indonesia. Eh, tunggu, dari tadi nuduh yang jelek-jelek melulu soal sinetron. Sebenarnya sinetron itu apa sih?.

Jumat, 03 Juni 2011

Antara Suka, Sayang dan Cinta . .


Di sudut lingkungan sekolah yang sepi, sepasang remaja berlainan jenis duduk terdiam dalam tanda tanya. Meski kakinya gemetaran, akhirnya si cowok membuka suara, membungkam keheningan.
“Gw . . gw suka sama lo, mau gak jadi pacar gw?”.
Ya, si cewek memang sudah menduga maksud si cowok mengajaknya ke tempat ini. Mereka sudah lama dekat dan si cowok sering menunjukkan gelagat bahwa dia suka padanya. Meski begitu, tetap saja muka si cewek mendadak merona merah. Dengan sedikit anggukan, hati si cowok sontak berbunga-bunga. Mata mereka saling menatap, jari-jemari saling bersambut. Mereka resmi “pacaran”.

Kata Pak Sapardi Soal Cinta . .


Bagi orang-orang yang berkutat dalam bidang sastra, siapa tak kenal dengan Sapardi Djoko Damono?. Seorang maestro yang dapat menggetarkan hati siapa pun lewat puisi-puisinya yang memiliki makna mendalam. Di antara puisi-puisi karya beliau, inilah 3 puisi bertema cinta yang paling saya favoritkan.


AKU INGIN

aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan

Curahan Hati Si Anak Betawi

Di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur, orang-orang berbicara menggunakan bahasa Jawa adalah hal yang wajar. Di wilayah Jawa Barat, orang-orang berbicara menggunakan bahasa sunda juga hal yang sangat normal. Sebutan mas dan mbak kepada orang yang sedikit lebih tua di Jawa Tengah dan Timur maupun sebutan akang dan teteh di Jawa Barat pun sama sekali tidak terdengar aneh.

Namun sayangnya, hal tersebut tidak berlaku di Jakarta, ibukota Negara Indonesia tercinta ini, daerah asal orang-orang Betawi. Masihkah terdengar orang-orang berbicara dalam bahasa Betawi (mungkin lebih tepat disebut dialek) di kota Jakarta?. Di segelintir tempat mungkin masih ada. Itu pun terpinggirkan. Seperti

Kangen Wiro Sableng oi . . .

Assalamualaikum.
Pertama-tama kita panjatkan pujian pada Tuhan yang maha kuasa. Pada kesempatan kali ini ijinkan saya . . . (ini mau bikin tulisan apa kultum??) intinya, kali ini saya ingin sedikit membahas mengenai acara-acara yang ditayangkan pada berbagai stasiun TV di negeri ini.

Hanya saja, untuk saat ini mari kita lupakan sejenak tayangan yang cenderung mengeksploitasi habis-habisan tangisan gadis polos baik hati yang hidupnya selalu sengsara dan nestapa. Bahkan seringkali diuji oleh berbagai macam marabahaya yang diakibatkan tokoh antagonis yang murni jahat dan senantiasa menghambakan diri pada kegelapan (Pasti pada tau kan ini tayangan apa? Lho kok gak tau? o