Di langit tengah malam ini, tampak bulan bermalu-malu dan bersembunyi di antara sekumpulan awan. Bintang-gemintang yang berserakan di atasnya hanya tersenyum geli melihat ulah sang rembulan. Di bawah sana, di sudut-sudut kota tampak tukang nasi goreng dan tukang makanan lainnya masih keluyuran mengais nafkah untuk mengisi perut keroncongan keluarga mereka yang menanti di rumah.
Zakariya, anggota dari kelompok pengadu nasib di malam itu pun berjualan martabak dengan tujuan yang tidak jauh berbeda. Dia mencari uang demi menyiapkan biaya persalinan istrinya tercinta yang perutnya kian membuncit tiap bulan. Namun sayang, rupanya keberuntungan tidak menyertainya malam ini. Dia tewas dihajar segerombolan oknum ormas yang tidak bertanggung jawab karena tidak mau menyerahkan hasil jerih payahnya berkutat dengan minyak dan penggorengan. Tampak mayatnya yang babak belur dan bersimbah darah menyungging senyum, terbayang dirinya berkumpul dengan istri dan anak yang ada di dalam perutnya berkumpul dan bermain di taman surga.